Oleh: sdn4kabat | November 26, 2012

Sebuah Mimpi untuk Sekolahku

Berbagai pihak dewasa ini telah sering melakukan antisipasi kehidupan masyarakat masa depan dan seterusnya. Antisipasi itu berkaitan dengan kepesatan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Tidak pula dapat dipungkiri, semakin meningkatnya produk-produk IPTEK terhadap kehidupan bangsa Indonesia baik yang positif atau negative akan menuntut pola piker bangsa Indonesia yang harus diemban oleh pendidik / guru.

Menyongsong abad ke-21 kehidupan bangsa Indonesia akan diwarnai oleh persaingan yan ketat dalam segala hal, maka dari itu warga Negara Indonesia harus memiliki kwalitas yang tinggi. Dan untuk mewujudkan itu semua tidak harus ditentukan oleh berjejernya gelar yang disandangnya, akan tetapi kwalitas seseorang akan terlihat dalam kemampuan pribadi sesorang dalam menyelesaikan masalah dan /atau tantangan yang dihadapi. Agar Negara Republik Indonesia yang kita cintai ini memiliki warga Negara yang berkwalitas dan tangguh pula. Sehingga mampu menguasai, mengembangkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kesejahtraan Bangsa Indonesia.

Satu-satunya wadah kegiatan yang dapat dipandang mampu dan seyogyanya berfungsi sebagai sumber daya manusia yang berkwalitas tinggi adalah “Pendidikan”, baik pendidikan formal, non-formal maupun informal.

Salah satu upaya untuk memenuhi tuntutan kepentingan peserta didik saat ini dan masa depan diperlukan adanya guru yang kreatif dalam menyampaikan materi. Kita sebagai pendidik hendaknya peka dalam melihat situasi dengan kondisi yang yang dihadapi oleh siswa, dapat mengantisipasi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, serta sedini mungkin kita sebagai pendidik cepat untuk mengambil langkah / keputusan.

Oleh karena itu guru selayaknya mampu menciptakan kultur sekolah dengan baik, dengan cara memaksimalkan potensi kecerdasan Intrapersonal dan Interpersonal yang dimilikinya.

Kecerdasan Intrapersonal adalah kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri, dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dan mampu memotivasi dirinya sendiri serta melakukan disiplin diri. Orang yang memiliki kecerdasan ini sangat menghargai nilai (aturan-aturan), etika (sopan santun), dan moral dalam proses pembelajaran. Kecerdasan Intrepersonal dapat diwujudkan dalam bentuk jalinan komunikasi yang baik, mampu memikirkan dan memecahkan masalah yang dihadapi, mampu menyusun tujuan dan menentukan keputusan, serta kemampuan menjadi pendengar yang baik.

Jika guru mampu menguasai kecerdasan Interpersonalnya, maka bisa dipastikan para siswa akan senang bersama dengan guru, para siswa akan merasa mempunyai tambahan untuk memperoleh ilmu pengetahuan sekaligus kasih sayang. Hal ini disebabkan guru juga berperan sebagai orang tua yang harus memperhatikan mereka di sisi kejiwan (psikologis). Para siswa yang mulai menginjak dewasa atau usia remaja sangat membutuhkan teladan untuk dijadikan idola / contoh dalam menapaki kehidupannya. Sungguh sesuatu yang indah jika para siswa bisa mengidolakan guru – gurunya.

Beberapa upaya pembiasaan di sekolah yang menjadi misi saya dan sudah terprogram untuk menindak lanjuti program bupati ‘menuju Banyuwangi cerdas’, dengan cara:

  1. Membuat taman baca siswa dengan tujuan: menumbukan minat baca siswa agar waktu-waktu luang bisa digunakan untuk membaca. Walaupun belum mempunyai gedung / ruang perpustakaan, kami berusaha merealisasikan apa yang menjadi mimpi kami, dengan membuat almari yang sangat sederhana, yang dibagian bawahnya kami pasang roda agar bisa dipindah-pindahkan tanpa harus diangakat.
  2. Membudayakan berjabat tangan sesama teman. Kalau berjabat tangan dengan guru sudah terbiasa dilakukan. Berjabat tangan dengan sesama teman bertujuan untuk menimbulkan rasa kasih sayang dan perhatian sesama sehingga akan mengurangi perkelahian antar teman atau kegiatan-kegiatan negatif lainnya.
  3. Mengadakan program ‘gemakan’ (gerakan makan ikan) stipe sebulan sekali, bahkan juga melaksanakan senam gerak dan lagu gemakan yang diciptakan oleh semua teman-teman guru atas bimbingan kepala sekolah, dengan tujuan agar siswa memahami pentingnya konsumsi ikan, yang kaya akan protein dan berguna bagi perkembangan otak, juga pentingnya berolahraga.
  4. Mengadakan kegiatan sosial, program SAS (Siswa Asuh Sebaya) yang melaksanakan pengurus OSIS, dengan tujuan sejak dini kita tanamkan kepada siswa kepedulian kepada teman, dengan cara menyisihkan uang saku Rp.1000,- setiap hari Jum’at, yang nantinya uang tersebut akan disalurkan kepada siswa-siswa yang tidak mampu setiap bulannya, juga untuk menjenguk siswa yang sakit, serta untuk tanbungan bersama untuk persiapan membeli domba dan/ atau sapi di hari raya kurban. Guru-guru juga ikut berpartisipasi dalam shodaqoh Jum’at dan juga berperan sebagai pendamping dalam kegiatan-kegiatan SAS.
  5. Mengadakan program bimbingan belajar di luar jam sekolah (les) untuk siswa kelas IV, V, dan VI, untuk mata pelajaran yang di-UAN-kan, hal ini juga untuk mempersiapkan para siswa untuk mewakili sekolah dalam lomba-lomba mata pelajaran.
  6. Adanya kegiatan bercerita / mendongeng oleh guru kepada para siswa pada jam istirahat/ jam kosong. Dimaksudkan agar para siswa terbiasa untuk mengeksplore imajinasi, dan agar hubungan guru dan murid semakin dekat secara emosional, dan dari sana guru bisa menanamkan nilai-nilai dan makna dari sebuah kisah/peristiwa, yang jarang didapatkan oleh siswa pada jam pelajaran.

Semua kegiatan diatas bertujuan semata-mata kami berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan yang ada di lembaga kami khususnya serta sebagai upaya untuk menciptakan rasa toleransi dan kasih sayang antar siswa.

Bagi para pembaca, teman – teman seprofesi, dan wali murid, kami memohon dukungan dan do’e restunya.


Tinggalkan komentar

Kategori