Oleh: sdn4kabat | September 13, 2016

Peringatan Idul Adha 1437 H

Kabat – SDN 4 Kabat kembali mengadakan peringatan Hari Raya Idul Adha di lapangan sekolah (13/9). Acara berlangsung khidmat. Siswa – siswi bersemangat mengumandangkan takbir bersama-sama. Kegiatan penyembelihan hewan kurban ini juga dihadiri oleh walimurid SDN 4 Kabat.

Pada tahun ini alhamdulillah SDN 4 Kabat bisa menyembelih 4 ekor kambing. Sumber dana kegiatan ini adalah dari sedekah siswa-siswi, dewan guru, dan para donatur SDN 4 Kabat.

img-20160913-wa0003

Walaupun sistem sedekah bersama satu sekolah ini tidak bisa disebut berkurban, karena syarat berkurban untuk 1 orang adalah 1 ekor kambing kurban, namun tujuan dari kegiatan ini adalah menanamkan karakter suka berbagi dan bersedekah kepada siswa, serta rasa cinta dan kasih sayang sesama saudara muslim. Kegiatan ini juga mengenalkan keteladanan nabi Ibrahim dan nabi Ismail dalam ketaatan kepada Allah SWT.

img_20160913_092637

Acara diakhiri dengan pembagian hewan kurban kepada seluruh siswa-siswi SDN 4 Kabat, kaum dhuafa di sekitar lingkungan sekolah, panitia kegiatan kurban, dan dewan guru.

Semoga Allah SWT menerima amalan ini sebagai amalan baik yang berbuah pahala disisi-Nya.

Oleh: sdn4kabat | Oktober 8, 2015

Peringatan Hari Kartini 2015

(Late post)

Seperti halnya tahun 2014 yang lalu, SDN 4 Kabat mengisi peringatan Hari Kartini dengan melaksanakan Upacara Bendera Hari Senin. Para guru perempuan memakai baju kebaya dan guru laki-laki memakai baju batik dan udeng (hiasan kepala khas Banyuwangi).

11

kartini...

kkakaka

Ibu Sriyani Armadawati, S.Pd, yang merupakan Kepala sekolah, menjadi Pembina Upacara pada saat itu. Beliau menjelaskan tentang perjuangan R.A. Kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita juga karyanya berupa buku “Habis Gelap Terbitlah terang” kepada seluruh peserta upacara.

Kegiatan ini diharapkan dapat membuat peserta didik belajar dari sejarah Bangsanya, hingga dapat terbentuk karakter pribadi yang cinta Tanah Air dan  menghormati jasa para Pahlawan Bangsa.

Oleh: sdn4kabat | Oktober 7, 2015

Juara III Lomba Jeding Rijig Se-Kabupaten Banyuwangi

20151007_103047Adalah kabar yang sungguh menggembirakan bagi SDN 4 Kabat, bahwa pada tanggal 7 Oktober 2015, sekolah tersebut telah meraih penghargaan sebagai Juara III Lomba Jeding Rijig (Toilet Bersih) Se-Kabupaten Banyuwangi yang diadakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Banyuwangi.

20151007_103154   juara jeding rijigjuara jeding rijig220151007_10333220151007_10313520151007_103240

Prestasi yang begitu membanggakan ini diraih dengan kerja keras dan semangat yang tidak pernah redup dari seluruh komponen SDN 4 Kabat; Kepala Sekolah, para guru, para siswa, serta tidak lupa Pak Juraimi, yang merupakan penjaga SD. Juga atas dukungan dari berbagai pihak seperti Pengawas TK/SD gugus 4 Kec. kabat, Kepala UPTD Kec. Kabat, serta dari Pemerintah Kecamatan Kabat. Karenanya, SDN 4 Kabat menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah bekerja keras dan mendukung sehingga predikat sebagai Juara ini bisa kami sandang.

Harapan terbesar kami adalah, semoga prestasi ini bisa menjadi pelecut semangat kami untuk bisa mempertahankan kualitas SDN 4 kabat menjadi SD yang bersih dan nyaman, sehingga tercipta situasi yang kondusif untuk para peserta didik dalam belajar dan berprestasi. (Indar)

Oleh: sdn4kabat | Oktober 7, 2015

Bantuan Komposter dari DKP

Komposter

Beberapa hari yang lalu, tepatnya hari Sabtu, 3 Oktober 2015, SDN 4 Kabat mendapatkan bantuan 2 buah komposter dari DKP Kabupaten Banyuwangi.

Hal ini disambut antusias oleh seluruh warga sekolah, mereka dengan cermat menyimak apa yang disampaikan oleh perwakilan DKP tentang cara pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos.

IMG_2755

Alhamdulillah, bantuan komposter ini semakin menambah semangat dan kesadaran seluruh warga sekolah untuk lebih peduli terhadap kebersihan dengan benar-benar menerapkan pemisahan antara sampah organik dan non-organik serta menanamkan karakter kemandirian terhadap peserta didik dengan pemanfaatan sampah organik menjadi pupuk kompos yang bisa dijual pada masyarakat setempat.

Oleh: sdn4kabat | Oktober 6, 2015

Kunjungan DANRAMIL pada Upacara Bendera

IMG_2502

Dalam rangka memperingati hari kemerdekaan RI yang ke-70, SDN 4 Kabat telah menjalankan serangkaian agenda kegiatan untuk menyemarakkan hari bersejarah bagi Indonesia tersebut. Kepala Sekolah dan dewan guru SDN 4 Kabat menggunakan kesempatan ini untuk menekankan pembetukan karakter cinta Tanah Air dan semangat bela Negara kepada peserta didik agar mereka menjadi penerus Bangsa yang berkualitas.

Pada tanggal 24 Agustus 2015, SDN 4 Kabat mengundang hadirkan Bapak Angrat, yang merupakan Komandan Koramil (Danramil) Kecamatan Kabat untuk menjadi Pembina Upacara Bendera hari Senin di SDN 4 Kabat.

Upacara berjalan dengan sangat tertib dan para peserta upacara mengikutinya dengan sangat antusias. Bapak Danramil memberikan pengarahan dan motivasi kepada peserta didik untuk selalu menghargai jasa para Pahlawan Kemerdekaan dan meneladani semangat para Pahlawan dalam membela Tanah Air.

Selepas Upacara bendera, acara dilanjutkan dengan pengarahan lanjutan Bapak Danramil kepada peserta didik di dalam kelas. Beliau berbagi pengalaman heroiknya ketika mempertahankan Timor Timur agar tetap menjadi bagian dari Negara Indonesia. Beliau juga berkata bahwa Indonesia mempunyai 4 Pilar pemersatu Bangsa yang harus dipegang teguh oleh rakyatnya, yaitu PBNU, singkatan dari Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945.

Oleh: sdn4kabat | September 6, 2015

Lomba Bercerita Ibu kepada Anak

Logo HUT RI 70 (warna)

Agustus menjadi bulan yang penting dalam sejarah Bangsa Indonesia. Pada bulan inilah dahulu para pahlawan dan seluruh rakyat Indonesia bisa bernapas lega dan bersorak sorai meneriakkan yel-yel kemerdekaan “MERDEKA!”. Kini, pada tahun 2015 Indonesia telah merdeka selama 70 tahun. Dan selama itu pula, setiap tahun pada bulan Agustus para pewaris kemerdekaan dari berbagai kalangan selalu memperingati hari kemerdekaan 17 Agustus dengan meriah dan penuh suka cita.

Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke – 70 tahun, SD Negeri 4 Kabat sebagai salah satu lembaga yang mengedepankan rasa cinta Tanah Air sebagai karakter siswa-siswinya selalu ikut berpastisipasi memeriahkan hari kemerdekaan dengan mengikuti berbagai kegiatan baik yang diadakan oleh kecamatan maupun sekolah.

Lomba Bercerita Ibu kepada Anak adalah salah satu agenda penting dalam rangkaian kegiatan peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-70 tahun yang diadakan di SD Negeri 4 Kabat.

IMG_2554

IMG_2574

Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 5 September 2015 ini dihadiri oleh wali murid SD Negeri 4 Kabat. Diawali dengan kegiatan jalan sehat dan juga GEMAKAN (Gerakan Makan Ikan). Kemudian dilanjutkan dengan lomba – lomba.

IMG_2581

Lomba pertama adalah Lomba Bercerita Ibu kepada anak. Lomba yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai budi peketi yang luhur kepada Peserta Didik oleh orang terdekat mereka yaitu Ibu, menjadi lomba yang sarat makna dan penuh keharuan. Lomba ini diikuti oleh ibu-ibu wali murid SD Negeri 4 Kabat.

IMG_2586

Lomba kedua adalah Lomba Balap Sarung. Lomba ini unik dan seru karena para peserta lomba yang merupakan ibu-ibu harus lari-lari dalam satu sarung yang berisi 4 orang (1 kelompok), dan yang paling cepat dan kompaklah yang memenangkan pertandingan. Dalam lomba ini para guru perempuan pun ikut perpartisipasi.

Lomba ketiga adalah Lomba Balap Kelereng oleh siswa-siswi kelas 1, 2 dan 3. Setiap tingkatan kelas mendapatkan juara 1, 2 dan 3.

Sedangkan lomba terakhir adalah Lomba Tebak Judul Lagu Wajib oleh siswa-siswi kelas 4, 5 dan 6. Pada lomba ini salah satu guru memainkan piano untuk setiap lagu dengan memainkan beberapa not saja, lalu para siswa yang dbagi menjadi 2 kelompok, putra dan putri, menebak judul lagu yang dimainkan. Para peserta sangat antusias pada lomba ini.

Kegiatan yang berlangsung dari jam 7.30 s/d 11.30 ini diakhiri dengan pembagian hadiah kepada para pemenang.

Oleh: sdn4kabat | Oktober 26, 2014

Kegiatan Jalan Sehat – GEMAKAN (Gemar Makan Ikan)

Gerakan GEMAKAN (Gemar Makan Ikan) merupakan program Pemkab Banyuwangi dalam rangka membudayakan makan ikan kepada masyarakat Banyuwangi khususnya pelajar Banyuwangi dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK ) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Gerakan ini sangat dianjurkan dilaksanakan secara rutin di sekolah-sekolah sebagai upaya menciptakan generasi yang berkualitas dan cerdas. Seperti cita-cita Pemkab Banyuwangi untuk mewujukan masyarakat Banyuwangi yang cerdas, dalam salah satu programnya yaitu Anak TOKCER (Anak Tumbuh Optimal, Berkualitas dan Cerdas).

Dalam rangka menindaklanjuti program Bupati Banyuwangi tersebut, SD Negeri 4 Kabat melaksanakan kegiatan GEMAKAN yang dilaksanakan rutin setiap bulan sekali pada hari Jum’at pekan terakhir.

Kegiatan ini diawali dengan Jalan Sehat, kemudian dilanjutkan senam GEMAKAN, dan ditutup dengan makan bersama dengan bekal lauk ikan. Berikut ini adalah cuplikan kegiatan SD Negeri 4 Kabat saat Jalan Sehat:

 

 

Oleh: sdn4kabat | Oktober 24, 2014

Menjadi Guru Berkarakter

Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau dan mampu menempatkan profesi guru pada tempat terhormat

Menurut Dr. Uhar Suharsaputra, dalam bukunya yang  berjudul “ Menjadi Guru Berkarakter” menyebutkan bahwa : “Seorang guru adalah seorang yang telah menyerahkan dirinya dalam organisasi sekolah, dia tidak bisa melakukan tindakan dan berperilaku sesuai keinginan sendiri, tetapi harus dapat menyesuaikan diri dengan peran dan tugasnya sesuai peran dan tuntutan tugas serta aturan organisasi yang menjadi kewajiban bagi seorang guru, oleh karena itu kita, GURU  HARUS TAHU ATURAN, BERSEDIA diatur, dan bisa mengatur. Tahu aturan bermakna memahami bagaimana mekanisme kerja organisasi, dengan pemahaman itu maka seorang guru harus mau dan bisa diatur sesuai dengan mekanisme yang berlaku, serta harus bisa mengatur dalam arti mengelola secara optimal apa yang menjadi peran dan tugasnya dalam organisasi sekolah”

Adapun hubungan guru dengan siswa lebih lanjut dikatakan : Guru adalah pelayan mereka untuk mengantarnya pada masa depan yang lebih baik dalam hidup dan kehidupan, dalam ketidakpastian masa depan yang mungkin sedikit dapat dipastikan…

Siswa adalah manusia utuh, maka terimalah dia apa adanya. Siswa adalah individu yang utuh dengan keseluruhan sikap, prilaku, kepribadian serta latar belakang sosial budayanya. Kita tidak bergaul, berinteraksi dengan salah satu aspeknya saja tetapi dengan keseluruhannya…

Kesadaran dan kerelaan menerima kenyataan bahwa interaksi dengan siswa sebagai suatu keseluruhan akan menumbuhkan perhatian (concern), rasa peduli (caring), rasa berbagi (sharing), dan kebaikan yang tulus (kindness).

Malik Fadjar (2005:188) dalam bukunya “Holistika Pemikiran Pendidikan” menjelaskan bahwa guru menempati posisi sentral dalam mengejawantahkan dan melahirkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas di negeri ini. Sekalipun dewasa ini dikembangkan corak pendidikan yang lebih berorientasi terhadap kompetensi siswa (student oriented), tapi kenyataan ini tidak mengurangi arti dan peran guru dalam proses pendidikan.

Guru yang profesional dan berkarakter adalah guru yang mampu dan mau menjalankan tugasnya secara baik dan menginternalisasikan nilai-nilai positif kepada siswanya. Menjadi guru berkarakter adalah menjadi orang yang siap untuk terus menerus meninjau arah hidup dan kehidupannya serta menjadikan profesi guru sebagai suatu kesadaran akan panggilan hidup. Guru berkarakter senantiasa berusaha dan berjuang mengembangkan aneka potensi  kecerdasan yang dimilikinya.

dari berbagai sumber

Kartini-Kartini SDN 4 Kabat (Mewarisi Semangat RA. Kartini)

“Kami disini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak wanita, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak wanita itu menjadi saingan laki-laki dalam hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya yang diserahkan alam (sunatullah) sendiri ke dalam tangannya : menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama”.

Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1901

Oleh: sdn4kabat | Februari 24, 2014

5 Karakter Guru yang Profesional

Segera setelah kebijakan sertifikasi digulirkan pemerintah, banyak guru (termasuk saya) yang kemudian gamang mengenai arti sesungguhnya dari ‘profesionalisme’. Guru yang mengajar di kelas dari hari ke hari punya dua ujung sebagai perjalanan kariernya. Ujung pertama adalah rutinitas, artinya ia akan jadi orang yang pasif, terjebak rutinitas, cenderung bekerja demi harapkan gaji dan tunjangan di akhir bulan. Ujung kedua adalah ia semakin cinta pada profesi dan terus meningkatkan diri serta merasa hidupnya ‘berkah’ karena mengajar dan menyebarkan ilmu.

Pasti semua dari kita ingin menjadi guru yang menemui ujung kedua seperti yang saya ceritakan di atas. Untuk sampai kesana tidak bisa tidak kita membutuhkan karakter. Sebuah karakter yang memang tidak mudah untuk dipraktekkan serta berhubungan dengan banyak faktor lain. Silahkan mencermati karakter apa saja yang bisa membuat seorang guru menjadi guru profesional;

 1. Rendah hati

Karakter ini membuat seorang guru berpikiran terbuka serta mudah menerima hal-hal baru. Di depan siswa atau sesama guru ia terus terang jika tidak tahu. Maklum ditengah pesatnya pertumbuhan dan akses kepada informasi, semua orang benar-benar mesti belajar kembali dan bersedia menjadi seorang pembelajar. Hal ini membuat ia menjadi mitra belajar yang mengasyikkan bagi siswa dan sesama guru. Karakter rendah hati juga menjadi pembuka jalan bagi masuknya ilmu baru. Di sebuah sekolah jika semua gurunya rendah hati akan terjadi transfer ilmu dan terbentuk komunitas pembelajar, karena semua orang dihargai dari apa kontribusi tenaga dan ilmunya dan bukan dari seberapa seniornya ia di sekolah.

2. Pandai mengelola waktu

Sebagai seorang yang bekerja dengan administrasi serta tugas mengajar yang banyak setiap minggunya, guru dituntut untuk pandai mengelola waktu. Bukan cuma siswa dikelas saja yang punya hak terhadap diri kita, namun juga keluarga terdekat kita di rumah yang memerlukan perhatian. Guru yang pandai mengelola waktu membedakan prioritas dalam bekerja, mana yang mesti dikerjakan sekarang atau yang mesti digarap secara bertahap.

3. Menghargai proses.

Saat mengajar sering kita pulang ke rumah dalam keadaan yang sangat lelah. Sering juga kita dilanda kebosanan sambil berucap dalam hati “seperti inikah rasanya jadi guru”. Sebagai manusia biasa wajar sekali jika perasaan itu datang. Semua perasaan tersebut akan hilang jika sebagai guru kita menghargai proses. Proses yang saya maksud adalah seperti jalannya atau perputaran alam semesta yang kita rasakan. Ada pagi ada siang, ada gelap dan ada terang. Jika suatu saat kita gagal atau belum berhasil dalam mengajar, hargailah usaha yang diri kita sendiri lakukan. Sebab mengingat-ingat kegagalan tanpa memandang atau menghargai usaha diri kita sendiri akan membuat malas di kemudian hari untuk melakukan inovasi dalam mengajar. Ada perasaan khawatir atau takut untuk berubah hanya karena pernah gagal. Jika itu terjadi siswa yang akan jadi korban karena sebagai guru anda akan tampil biasa-biasa saja dan miskin inovasi.

4. Berpikiran terbuka

Informasi dan ilmu pengetahuan berkembang dan bertambah sedemikian pesatnya. Dalam hitungan detik informasi bertambah dengan cepat. Saat ini informasi ada di mana saja, semua tersedia tinggal bagaimana seseorang dengan pikirannya bisa mencerna dan memanfaatkan. Sebagai seorang guru sikap berpikiran terbuka inilah yang paling bermakna saat ini untuk diterapkan. Dengan berpikiran terbuka guru jadi mudah untuk menerima perbedaan dan senang akan perubahan. Di kelas dan sekolah sejak dulu siswa dibagi menjadi murid yang ‘pintar’, ‘bodoh’ dan ‘sedang-sedang saja’. Belum ada pikiran yang terbuka yang mengatakan bahwa setiap anak adalah unik dan bisa menjadi ‘juara’ di bidangnya masing-masing. Saat guru berpikiran terbuka ia akan bisa sekuat tenaga membuat setiap siswa di kelasnya meraih masa depan sesuai potensinya. Dengan pikiran terbuka guru juga jadi mudah untuk menyerap ilmu dari siapa saja tanpa mesti katakan “aah saya sudah tahu” atau “ah saya sudah pernah menerapkan” karena di masa sekarang ini ilmu bisa datang dari siapa saja, ia bisa datang dari buku dan media massa, sesama guru, orang tua siswa bahkan dari siswa kita di kelas.

5. Percaya diri

Bedakan antara rasa percaya diri dan sombong. Dalam mempersiapkan dan merencanakan pengajaran di kelas bisa saja guru mengatakan semua yang akan diajarkannya sudah ada di ‘luar kepala’ hal ini berarti sama saja mengatakan sebagai guru ia anti terhadap kegiatan belajar lagi. Padahal bukan seperti itu guru yang percaya diri. Guru yang percaya diri akan sekuat tenaga mempersiapkan sambil tetap percaya diri jika ada masalah yang timbul saat ia sedang melaksanakan perencanaan pengajarannya. Ia yakin sesulit apapun masalah yang timbul saat ia sedang melaksanakan hasil perencanaan pengajarannya, tetap akan memberikan pengalaman dan masukan bagi karier mengajarnya di masa depan.

Older Posts »

Kategori